Bengkulu, Media Independen – Fajar Setiawan, Manajer di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, mengungkapkan antusiasmenya terhadap pameran di HIPMI Bengkulu Expo yang diadakan untuk mempromosikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). “Pameran seperti ini sangat penting bagi UMKM, terutama bagi yang baru memulai, untuk memasarkan produk mereka dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat,” kata Setiawan, saat berbelanja di HIPMI Expo yang diadakan di kawasan Kraving cafe dan resto, Sabtu (15/2).
Ia juga menyoroti peran Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dalam mendukung inisiatif ini. “Menurut saya, acara seperti ini memberdayakan kelembagaan dan sumber daya manusia dalam pemasaran dan produksi. Kita perlu terus mengadakan pameran seperti ini di masa depan untuk menjangkau lebih banyak UMKM, termasuk yang siap untuk naik kelas, sehingga ada pertumbuhan setiap tahun,” tambahnya.
Setiawan juga menyebutkan kerja sama yang telah terjalin lama antara Bank Indonesia dan HIPMI. “Kerjasama ini mencakup penilaian, penanganan isu-isu, dan keterlibatan UMKM. Anggota HIPMI sangat penting karena mereka menerima pengetahuan dasar tentang kewirausahaan dan manajemen bisnis, termasuk pencatatan keuangan. Kerjasama ini membantu proses bisnis dan sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk mendorong digitalisasi UMKM,” jelasnya.
Pameran tersebut menampilkan beragam produk, dengan banyak sekali produk makanan. “Saya menyarankan untuk melibatkan lebih banyak UMKM di luar produk makanan siap saji, termasuk suvenir, kerajinan, wastra (kain tradisional), dan aksesoris khas Bengkulu. Produk-produk ini memiliki potensi besar untuk menarik perhatian dan mempromosikan budaya lokal,” kata Setiawan.
Setiawan juga berbagi pengalamannya mengunjungi pameran pada malam hari. “Kami membeli batik untuk koleksi dan mempromosikan acara dengan mengenakannya di berbagai kesempatan. Kami juga mencoba berbagai makanan, termasuk gula aren dan bawang goreng, serta mendukung UMKM binaan Bank Indonesia dalam meningkatkan penjualan,” ungkapnya.
Untuk menjadi UMKM binaan Bank Indonesia, bisnis harus memenuhi kriteria tertentu. “Bisnis harus berbadan hukum, terdaftar di dinas terkait, mematuhi peraturan, dan siap dalam hal sumber daya manusia. Fokus juga diberikan pada penerimaan digital, sejalan dengan dorongan Bank Indonesia untuk UMKM go digital,” tutupnya.
Setiawan melihat sinergi antara HIPMI, Bank Indonesia, dan pemangku kepentingan lainnya sebagai kolaborasi positif untuk masa depan. “Kami berharap kolaborasi ini dapat memberdayakan lebih banyak UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Bengkulu,” ujarnya.