
media-independen.com – Jakarta, 16 Juli 2025 – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen. Kebijakan ini diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar Rabu (16/7), sebagai bentuk respons terhadap kondisi makroekonomi global dan domestik yang menunjukkan ruang pelonggaran moneter.
Salah satu faktor pemicu langkah tersebut adalah keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk menurunkan tarif impor terhadap sejumlah komoditas asal Indonesia, setelah kesepakatan dagang bilateral terbaru yang diumumkan Presiden Donald Trump.
Respons BI terhadap Dinamika Global
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga didasarkan pada stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi yang terkendali, serta peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
“Penurunan tarif oleh Amerika Serikat membuka peluang ekspor yang lebih besar bagi Indonesia. Dalam situasi ini, BI menilai perlu memberi stimulus tambahan melalui suku bunga yang lebih rendah guna memperkuat permintaan domestik dan investasi,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual.
Kesepakatan Dagang RI–AS Beri Angin Segar
Langkah Bank Sentral Indonesia tak terlepas dari keputusan pemerintahan Trump untuk menurunkan tarif impor terhadap produk asal Indonesia, dari sebelumnya 32 persen menjadi 19 persen. Kesepakatan ini terjadi usai negosiasi panjang dan intensif antara kedua negara.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia juga sepakat untuk meningkatkan pembelian sejumlah produk asal AS, termasuk di sektor pertanian, energi, dan transportasi. Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan dalam hubungan perdagangan kedua negara.
Dampak Pasar dan Harapan ke Depan
Pasar finansial merespons positif kombinasi antara penurunan suku bunga dan kesepakatan dagang ini. Nilai tukar rupiah cenderung stabil, sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menguat tipis di tengah optimisme investor terhadap prospek ekspor dan suku bunga rendah.
Bank Indonesia juga menyampaikan bahwa arah kebijakan moneter ke depan akan tetap akomodatif, dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi global, tekanan inflasi, serta efektivitas transmisi kebijakan ke sektor riil.