Bengkulu, Media Independen – Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kerja sama, Palang Merah Indonesia Kota Bengkulu adakan Coffee Morning bersama Insan Pers Media Massa Kota Bengkulu, yang bertempat di Ballroom Hotel Sinar Sport Bengkulu, Jum’at 16 Agustus 2024.
Dalam suasana akrab, Ketua PMI Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, yang didampingi bendahara Iryanka dan pengurus lain, berdialog bersama seluruh peserta yang hadir dan menyempatkan diri untuk menjawab berbagai pertanyaan usai kegiatan.
“Sampai hari ini Alhamdulillah, oknum-oknum yang nakal sudah kita lokalisir dan mohon bantuan kepada masyarakat kalau ada oknum yang nakal jual beli darah tolong datanya namanya alamat kejadiannya kapan, supaya kita tidak salah dan kita menjadi fitnah boleh sampai kan, karena kita sekarang juga sedang membenahi namun Alhamdulillah sejauh ini sudah berkurang komplain soal jual beli darah, jadi kota ini tidak ada jual beli darah karena semua ini di gratis kan, apalagi untuk BPJS,” ungkap Dewa, menjawab pertanyaan awak media.
Lanjutkan keterangannya, Dewa mohon bantuan kepada seluruh warga kota Bengkulu untuk dapat membantu kekurangan darah.
“Karena per bulan nya kita butuh 1.200 kantong dan baru tercukupi lebih kurang 800 kantong, maka dengan bantuan teman-teman media ke depan kita berharap tidak ada lagi kekurangan darah di Kota Bengkulu,” sambung Dewa.
Untuk menutupi kekurangan darah, lanjut Dewa, sejauh ini PMI lakukan jemput bola ke SPN (Sekolah Polisi Negara), ke Mukomuko, sampai ke Kaur.
“Kita punya mobil itu berkeliling sampai kesana jadi begitu perjuangan teman-teman ini, 7 jam dalam perjalanan kita tempuh untuk memenuhi kebutuhan darah, dan ketika dapat darah sampai Bengkulu langsung habis,” lanjutnya lagi.
Kabar gembiranya, sambungnya, untuk tahun ini kita dapat support anggaran dari pemerintah Kota Bengkulu yang cukup besar dan kami melakukan renovasi markas kemudian juga bantuan operasional karena kalau hanya mengandalkan dari PMI saja kami sangat sulit, apalagi masih ada beberapa rumah sakit yang hutangnya bahkan hampir 1 milyar, ini kalau tidak dibantu teman-teman wartawan untuk membujuk, menggedor, menyampaikan kita takut nanti PMI tidak dapat beroperasi, dan hampir semua rumah sakit di kota Bengkulu yang mempunyai hutang kepada PMI.
“Dan kami dari PMI meminta bantuan kepada teman-teman wartawan agar pimpinan rumah sakit membayar hutang kepada PMI Kota Bengkulu, kami sudah menyurati rumah sakit tersebut dan juga telah mendekati pendekatan secara personal dan kemudian meminta penasehat hukum kita untuk memberikan pemahaman kepada direktur rumah sakit, tolong bantu PMI, tolong bantu teman-teman UDD karena sejatinya ini bukan untuk pribadi tetapi untuk bagaimana keberlangsungan darah di Bengkulu, dan mohon maaf kami tidak digaji dan ini betul-betul untuk kemanusiaan, kalaulah tidak dibantu oleh pihak rumah sakit sulit rasanya kita menyediakan darah,” ungkap Dewa.
“Adapun untuk anak-anak penderita talasemia (penderita kekurangan darah merah) mereka butuh per tiga minggu itu asupan darah, bayangkan tiga minggu butuh 3-4 kantong, dan kalau 150 anak dikali 4, itu sudah 600, jadi habis untuk adik-adik kita saja, kalau tidak kita kasih nanti mereka kesulitan, bisa sakit bahkan sampai kejang, dan belum lagi bagi mereka yang menderita kanker, kemudian yang ada cuci darah rutin, kemudian yang kecelakaan, jadi kalau tidak dibantu, kasian PMI nya,” tutup Dewa.