Korban Lakalantas di Tolak Berobat di RSMY Bengkulu, Dirut Minta Maaf

Bengkulu, Media Independen – Pada tanggal 25 Desember 2024, terjadi peristiwa penolakan layanan medis yang terjadi di RSUD M.Yunus. Kejadian ini bermula saat seorang pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas dibawa oleh lawan lakalantas-nya untuk mendapatkan pertolongan. Pasien bernama Edi wagimin yang berusia 63 tahun tersebut, mengalami luka serius pada bagian kaki dan membutuhkan perawatan segera.

Namun, setibanya di RSUD, Andy Suhary yang merupakan anggota DPRD Provinsi Bengkulu mengungkapkan bahwa pihak rumah sakit menyatakan tidak dapat memberikan perawatan karena dokter sedang cuti nataru. Setelah melakukan upaya negosiasi penanganan , pihak rumah sakit menyarankan agar pasien dibawa ke Rumah sakit swasta yang ada di kota Bengkulu sebab disana ada dokternya.

Menurut keterangan Andy, mereka membawa pasien k RSMY atas rujukan RS Tiara sella tempat pertama pasien mendapat penanganan pertama dikarenakan RSUD Memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan tindakan. Namun, pihak RSUD tetap pada pendirian mereka, dengan alasan karena dokter sedang cuti.

Melihat tidak ada solusi dari pihak RSUD, pasien akhirnya dibawa ke rumah sakit lain yang dimaksud oleh pihak RSMY, yakni RS gading medika yang jaraknya lebih kurang 4 kilometer dari RSUD.

Kepala RSUD, dr. Ari Mukti Wibowo, dalam keterangan resmi menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. “Kami sangat mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien. Namun Saat ini dokter spesialis bedah orthopedi sedang cuti karena merayakan Natal, namun kita jg menyiapkan dokter bedah umum untuk melakukan tindakan kegawatdaruratan atau penanganan awal,” ujarnya.

Meski demikian, kejadian ini memicu kritik dari masyarakat mengenai manajemen rumah sakit dalam menghadapi penanganan pasien, terutama pada masa liburan atau hari-hari besar, yang biasanya diikuti dengan peningkatan jumlah kecelakaan dan perawatan medis lainnya.

Pihak rumah sakit juga berjanji akan segera melakukan evaluasi dan koordinasi dengan rumah sakit lain untuk mengatasi masalah serupa di masa mendatang. Sementara itu, keluarga pasien mengungkapkan rasa syukur karena pasien berhasil mendapatkan perawatan di rumah sakit lain, meskipun proses perpindahan harus dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *