Oleh : Ustadz Al- Ikhwan, Masjid Raudhatul Jannah Pematang Gubernur
عَلَىٰ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, wabihi nasta’iinu ‘alaa umuuriddunya waddiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil anbiyaa-i walmursaliin, sayyidinaa wamaulaanaa muhammadin wa’alaa aalihi washohbihi ajma’iin, amma ba’du.
Hadirin jamaah tarawih yang dirahmati Allah SWT,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada kita, terutama nikmat iman dan Islam, sehingga kita dapat berkumpul di masjid yang mulia ini untuk melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.
Jama’ah shalat tarawih yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita bersama-sama merenungi sebuah amalan yang sering kali terlupakan, yaitu menjaga lisan.
Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan yang sia-sia, dusta, gibah (menggunjing), namimah (adu domba), serta perkataan yang menyakiti hati orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
(QS. Qaf: 18)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap kata yang keluar dari lisan kita akan dicatat dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Jika kita berkata baik, maka kebaikan akan dicatat. Namun, jika kita berkata buruk, maka keburukan yang akan dicatat.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
”
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjadi pedoman bagi kita bahwa berbicara bukan hanya tentang menyampaikan sesuatu, tetapi juga tentang memilih kata-kata yang baik. Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam agar tidak menimbulkan keburukan.
Jama’ah sekalian yang dimuliakan Allah,
Dalam bulan Ramadhan ini, kita diajarkan untuk menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi pahala puasa, termasuk perkataan yang tidak bermanfaat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini, kita memahami bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari amarah, kata-kata kasar, serta perdebatan yang tidak perlu.
Bahaya Lisan dalam Kehidupan Sehari-hari
Jama’ah yang dirahmati Allah, lisan memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang masuk neraka bukan karena kurang ibadahnya, tetapi karena lisannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ
“Perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluannya.”
(HR. Tirmidzi, Hasan Shahih)
Perkataan yang tidak dijaga dapat melukai hati orang lain, merusak persaudaraan, dan bahkan menimbulkan fitnah yang berujung pada permusuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga lisan, terlebih di bulan Ramadhan ini.
Cara Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan
1. Memperbanyak Dzikir dan Tilawah Al-Qur’an, Dengan banyak berdzikir dan membaca Al-Qur’an, kita akan lebih terjaga dari perkataan yang sia-sia.
2. Menghindari Gibah dan Fitnah, Jangan membicarakan keburukan orang lain karena ini termasuk dosa besar yang dapat menghapus pahala puasa kita.
3. Berbicara dengan Lembut dan Sopan, Gunakan kata-kata yang baik dan penuh hikmah dalam berbicara, sehingga tidak menyakiti orang lain.
4. Menjaga Hati agar Tidak Mudah Marah, Kemarahan sering kali membuat seseorang berkata kasar atau menyinggung perasaan orang lain. Oleh karena itu, berlatihlah untuk tetap tenang dalam menghadapi berbagai situasi.
5. Memperbanyak Doa Agar Diberi Kemudahan dalam Menjaga Lisan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan sebuah doa agar kita terhindar dari perkataan buruk:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang bisa menunjukkannya kecuali Engkau, dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang bisa menjauhkannya kecuali Engkau.”
(HR. Muslim)
Jama’ah yang dirahmati Allah,
Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk melatih diri dalam menjaga lisan. Jangan sampai puasa kita menjadi sia-sia hanya karena tidak bisa mengendalikan ucapan kita.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan untuk selalu berkata baik dan menjaga lisan kita dari segala keburukan.
Semoga kita semua diberikan hati yang damai dan pikiran yang jernih dalam menjalani kehidupan ini, khususnya di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini.
اللهم اجعل ألسنتنا عامرة بذكرك، وقلوبنا مطمئنة بطاعتك، وتقبل منا صيامنا وقيامنا، آمين يا رب العالمين
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh