Oleh: Syaiful Anwar, AB
Purnatugas FEB UNIB
Mengetahui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu wilayah adalah penting. Mengapa demikian? Karena angka IPM mencerminkan capaian kinerja pemerintah di wilayah tersebut. Semakin tinggi angka IPM, semakin baik kinerja pemerintah. Sebagai contoh, capaian IPM Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 adalah 73,39, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 75,02. Ini menunjukkan bahwa kinerja pembangunan di Bengkulu masih berada di bawah kinerja nasional. Lantas, apa yang dapat kita pelajari dari capaian ini?
Apa Itu IPM?
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran yang menggabungkan tiga dimensi utama pembangunan manusia:
1. Umur Panjang dan Hidup Sehat
Diukur melalui angka harapan hidup saat lahir (Life Expectancy).
2. Pengetahuan
Diukur dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.
3. Standar Hidup Layak
Diukur berdasarkan pengeluaran per kapita yang disesuaikan dengan daya beli.
IPM memberikan gambaran bagaimana penduduk suatu wilayah dapat mengakses hasil pembangunan dalam bentuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Indikator ini juga digunakan untuk menentukan peringkat pembangunan suatu wilayah atau negara.
Capaian Bengkulu: Di Mana Posisi Kita?
Angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu tahun 2024 mencapai 73,31 tahun, sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 72,50 tahun. Namun, capaian IPM Bengkulu masih tertinggal dibandingkan rata-rata nasional. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada keunggulan di bidang kesehatan, aspek pendidikan dan ekonomi masih memerlukan perhatian lebih.
Sebagai contoh, di Kota Bengkulu, IPM tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan daerah kabupaten lainnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan program-program pemerintah kota yang fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan, seperti BPJS gratis, Puskesmas 24 jam, dan pendidikan dasar serta menengah gratis. Selain itu, keberadaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit pemerintah (RSM Yunus, Rumah Sakit DKT, dan Rumah Sakit Jiwa) juga menjadi faktor pendukung. Kota Bengkulu juga menjadi pusat pendidikan tinggi, dengan berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang beroperasi.
Pelajaran bagi Kabupaten Lain di Bengkulu
Kabupaten-kabupaten lain di Bengkulu dapat menjadikan Kota Bengkulu sebagai acuan (benchmark) dalam meningkatkan IPM. Fokus pada tiga variabel utama—pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan—harus menjadi prioritas. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Pendidikan
Meningkatkan akses pendidikan dasar hingga menengah.
Memberikan beasiswa untuk siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu.
2. Kesehatan
Meningkatkan fasilitas kesehatan di tingkat desa dan kecamatan.
Memperluas jangkauan program kesehatan gratis bagi masyarakat.
3. Ekonomi Kerakyatan
Mendorong program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Mengoptimalkan potensi lokal untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Memahami Pengukuran IPM Secara Metodologis
Pengukuran IPM tidak hanya bergantung pada angka harapan hidup atau pendidikan, tetapi juga melibatkan variabel lain seperti:
Pengeluaran per kapita.
Garis kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan.
Tingkat pengangguran terbuka.
Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir.
Sebagai ilustrasi, angka kemiskinan di Kota Bengkulu adalah yang ketiga terendah di antara sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengelola tiga dimensi dasar pembangunan manusia secara efektif, capaian IPM yang lebih tinggi bukanlah hal mustahil.
Kesimpulan
IPM merupakan cerminan kualitas pembangunan suatu wilayah. Untuk meningkatkan IPM, Pemerintah Provinsi Bengkulu, terutama di daerah kabupaten, perlu belajar dari keberhasilan Kota Bengkulu. Dengan mengoptimalkan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan, serta mencari pengungkit percepatan pembangunan, IPM Bengkulu dapat meningkat lebih signifikan di masa depan.
Salam,
Syaiful Anwar, AB