Bengkulu, Media Independen – Dalam rangka menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia periode Agustus 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu undang wartawan ekonomi Bengkulu di salah satu Resto di Kota Bengkulu, Jum’at, 23 Agustus 2024.
Dalam presentasinya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Darjana, menyampaikan beberapa hasil RDG yang salah satunya adalah keadaan inflasi di Bengkulu.
“Inflasi provinsi Bengkulu diprakirakan dapat berada dalam rentang target inflasi nasional. Namun demikian terdapat isu dan risiko yang tetap perlu menjadi perhatian,” jelas Darjana.
Lanjut Darjana, dalam rangka mengatasi isu yang terjadi termasuk isu dampak kemarau dan peralihan sementara petani hortikultura menjadi buruh tani kopi serta ketidakseimbangan antar waktu dan antar wilayah.
“Maka dilakukan pengelolaan ekspektasi masyarakat yang dikomunikasikan terus menerus, sidak pasar, memastikan distribusi komoditas pangan lancar, serta akselerasi kegiatan pengairan dan pompanisasi pada sentra produksi,” sambungnya.
Risiko Tekanan Harga TW-III Berdasarkan RDG
a. Ekspektasi masyarakat terhadap
dampak harga kopi.
Adanya risiko kenaikan harga komoditas sayuran seiring beralihnya petani secara temporer ke komoditas kopi.
b. Kenaikan harga minyak goreng
seiring perbaikan kinerja CPO.
Pemulihan harga CPO dan penyesuaian kebijakan HET Minyakita berpotensi
mendorong harga dari level distributor.
c. Ekspektasi Kenaikan Harga pada Musim Kemarau.
Pasokan pangan masih mencukupi, namun pedagang cenderung menahan stok keluar seiring ekspektasi harga akibat kemarau.
d. Kebutuhan Pompanisasi dan Pengairan secara Kontinu.
Beberapa sentra pangan
di Bengkulu merupakan daerah tadah hujan berpotensi hujan intensitas rendah sehingga memerlukan pengairan yang kontinu.
Upaya Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Inflasi
a. Keterjangkauan Harga
Pelaksanaan Pasar Murah, Terintegrasi Bansos/ BLT Sembako, Pelaksanaan pasar keliling, dan Pemanfaatan toko pangan dan kelurahan sebagai mitra pangan.
b. Ketersediaan Pasokan
Melanjutkan Gerakan tanam/urban farming di pekarangan, Akselerasi Bantuan Alsintan termasuk pompanisasi dan pengairan, serta Memperluas good agriculture practices melalui demplot dan defarm.
c. Kelancaran Distribusi
TPID dan Satgas Pangan melakukan Sidak pasar dan distributor berkala, Memperkuat neraca pangan sebagai dasar KAD, Fasilitasi Distribusi Pangan.
d. Komunikasi Efektif
HLM/Koord. TPID secara Rutin, Komunikasi Produk Pangan Olahan ke masyarakat, serta Mempulikasikan pasokan secara masif sehingga menghindari panic buying.